SUMSUM TULANG
(PUNKSI, MEMBUAT DAN MEMULAS SEDIAAN)
Untuk mendapat keterangan tentang
hematopoesis yang berlangsung dalam sumsum tulang, sejumlah kecil sumsum di ambil dengan memakai
jarum khusus yang dibuat dengan maksud tersebut.
Pada orang dewasa punksi sumsum
sering dilakukan pada corpus sterni setinggi sela iga ketiga. Tempat lain ialah
os ileum sedikit dibawah crista iliaca atau salah satu processus spinosus
vertebrae lumbalis. Pada anak kurang dari 2 tahun, punksi dapat dilakukan juga
pada ujung kranial dan sebelah medial os tibia. Menurut keadaan klinik, tempat
lain-lain pun dapat dipakai untuk punksi.
Bahan yang didapat pada punksi
dapat dipakai untuk bermacam-macam pemeriksaan : sediaan apus dipulas wright
atau dipulas terhadap hemosiderin, sediaan penampang, pemeriksaan sel LE, untuk pemeriksaan bakteriologi, dll.
Disini hanya diterangkan beberapa
pemeriksaan hematologi saja.
A.
PUNKSI
SUMSUM TULANG TANPA ANTICOAGULANT
1.
Jika dianggap perlu kepada orang sakit boleh
diberikan obat penenang, umpamanya diazepam.
2.
Tempat punksi harus bersih, kalau perlu cucilah
dulu dengan air dan sabun.
3.
Desinfeksikanlah tempat itu dengan tct. Iodii 5%
atau desinfektans lain dan kemudian dengan alkohol 70%. Biarkan kering lagi.
4.
Lakukanlan anestesi setempat memakai larutan
procain, lidocain, dsb 1% atau 2% dengan juga menginfiltrasi periost.
5.
Jarum sumsum dengan mandrennya terpasang
ditusukkan ke dalam kulit sampai tertumbuk tulang. Teruskanlah pemasukan jarum
itu dengan mengadakan tekanan sambil menggerakkan jarum seperti membor sampai
ujung jarum masuk rongga sumsum.
6.
Angkatlah mandren dan pasanglah semprit 10 atau
20 ml.
7.
Isaplah sumsum dengan cepat menarik pengisap
semprit itu. Kalau diperoleh aspirat (sumsum bercampur darah dari sinus)
sebanyak 0.3 ml berhentilah.
8.
Cabutlah jarum bersama semprit dan kenakanlah
tekanan dengan gumpalan kassa steril pada luka, tekanlah selama beberapa menit.
9.
Tutuplah luka dengan kassa steril dan plester.
B.
PUNKSI
SUMSUM TULANG MEMAMKAI ANTICOAGULANT
Semua tindakan sama seperti tertulis diatas. Perbedaannya
: semprit diisi terlebih dahulu dengan sejumlah kecil anticoagulant steril
dalam larutan heparin atau EDTA 10%. Jumlah bahan yang dihisap boleh ;ebih
banyak, yaitu 4-5 ml. Campurlah baik-baik dalam semprit seterlah aspirat
didapat supaya tidak membeku.
CATATAN :
Dari jarum sumsum dikenal beberapa bentuk, yang mana juga dipakai
hendaknya pucuknya pendek, tajam, da lurus. Manden harus tepat mengisi lumen
jarum itu yang diameternya 1-2 mm.
Segala tindakan pada punksi harus dilakukan dengan
mengingat syarat-syarat aseptis. Berhati-hatilah melakukan punksi pada
seseorang yang menderita diatesis hemoragik dengan masa perdarahan yang
memanjang.
Kebanyakan penderita lebih suka diambil sumsum
tulangnya dari crista iliaca atau dari vertebrata daripada dari sternum. Pada waktu
mengisap sumsum tulang penderita berasa nyeri, lebih banyak diisap, lebih
nyeri. Dipihak lain, menghisap lebih banyak sumsum dengan memakai anticoagulant
memberi kesempatan pada pemeriksa untuk mempelajari aspirat dengan cara
makroskopik, ia dapat menilai banyaknya partikel sumsum dalam aspirat
dibandingkan dengan seluruh volume aspirat, ia dapat memperhatikan besarnya
partikel-partikel dan ia dapat membuat sediaan dengan hanya memakai partikel
saja sehingga tidak terlalu diganggu oleh adanya unsur-unsur darah tepi.
C.
MEMBUAT
SEDIAA APUS SUMSUM TULANG
1.
Taruhlah setetes besar ke atas beberapa kaca
objek dan miringkanlah kaca itu sehingga darah mengalir dan potongan somsum
terlihat.
2.
Isaplah kelebihan darah memakai sepotong kertas
saing atau dengan pipet pasteur.
3.
Buatlah sediaan apus dari potongan sumsum itu
dan pulaslah dengan Wright.
CATATAN :
Jika bahan bercampur anticoagulant, keluarkanlah
bahan ke dalam gelas arloji atau cawan petri, carilah potongan-potongan sumsum
dan buatlah sediaan apus seperti biasa dari potongan-potongan itu. Selain dibuat
sediaan apus, partikel-partikel dalam aspirat ber-anticoagulant juga dapat
dipakai untuk membuat sediaan yang hampir tidak berisi unsur darah tepi. Dengan
memakai ujung jarum terlebih dulu
beberapa partikel dipersatukan, kemudian kumpulan itu digeser –pindahkan tanpa
tekanan diatas kaca objek memakai ujung jarum tadi sehingga pada akhirnya
diperoleh sediaan yang bebas dari erytrosit-erytrosit. Sediaan yang dibuat
dengan cara ini memperlihatkan penyebaran sel-sel sumsum tulang yang mendekati
struktur aslinya.
Apabila hanya sedikit sekali sumsum tulang yang
didapat atau sama sekali tidak kelihatan adanya potongan sumsum tulang,
masukkanlah bahan itu kedalam tabung-tabung wintrobe dan pusinglah selama 7
menit pada kecepatan 2000 rpm. Oleh tindakan itu potongan-potongan sumsum akan
terapung diatas seperti buffy coat dan dapat diambil dengan pipet untuk membuat
sediaan apus. Tindakan memusing bahan aspirasi sumsum hanya boleh dilakukan
sebagai tindakan darurat. Proses pemusingan mungkin sekali mengganggu
penyebaran sel-sel berinti dalam bahan
itu, sehingga gambaran sumsum menjadi tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.
D. MEMBUAT SEDIAAN SUMSUM UNTUK PENAMPANG
Baiknya selalu memasukkan sebagian dari bahan memakai
atau tanpa anticoagulant yang mengandung potongan sumsum kedalam larutan
formaldehida 4%. Bahan dalam formalin itu kemudian dipakai untuk membuat
penampang histologik, dipulas hematoxylin-eosin. Pemeriksaan penampang sumsum
tulang, struktur itu tidak mungkin diketahui dari sediaan apus.
Agar dapat dipelajari struktur sumsum bersama tulang dalam
hubungan histologiknya, sebaiknya dibuat biopsi dengan trepan. Penampang yang
dibuat secara itu dapat memberi keterangan mengenai anemia aplastik, fibrosis,
sklerosis, dll. Dilain pihak, penampang tidak baik untuk meneliti morfologi sel
satu persatu.