Morfologi cacing Wuchereria bancrofti
dewasa adalah berbentuk silindris, halus seperti benang dan
berwarna putih susu. Cacing filaria dewasa (makrofilaria), baik yang
jantan maupun betina, hidup pada saluran dan kelenjar limfe.
Cacing betina ukurannya kurang lebih 65-100mm x 0,25 mm
sedangkan cacing jantan berukuran 40 mm x 0,1 mm. Cacing
betina akan mengeluarkan larva filaria yang disebut mikrofilaria yang
bersarung dengan ukuran berkisar antara 250-300 �m x 7-8 �m
Berbeda
dengan induknya, mikrofilaria hidup pada aliran darah dan terdapat pada
aliran darah tepi pada waktu-waktu tertentu saja. Jadi,
mikrofilaria ini memiliki periodisitas tertentu.
Umumnya
mikrofilaria Wuchereria bancrofti periodisitasnya adalah nokturna
atau malam hari, artinya mikrofilaria hanya terdapat dalam
peredaran darah tepi hanya pada malam hari. Pada siang hari
mikrofilaria terdapat pada kapiler-kapiler organ dalam seperti
paru-paru, jantung, ginjal dan lain-lain.
Vektor atau perantara yang berperan dalam penularan penyakit filariasis ini adalah nyamuk. Untuk Wuchereria bancrofti vektor yang berperan pada daerah perkotaan adalah nyamuk Culex quinquefasciatus, sedang di daerah pedesaan vektornya bisa berupa nyamuk Anopheles, Aedes, dan Mansonia.
Daur hidup cacing ini, baik dalam tubuh nyamuk maupun dalam
tubuh manusia, memerlukan waktu yang panjang. Dalam tubuh
nyamuk vektor masa inkubasi cacing ini mencapai 2 minggu untuk dapat
menjadi larva yang infektif.
Pada
saat nyamuk vektor mengisap darah penderita filariasis beberapa
mikrofilaria akan ikut terhisap bersama darah dan masuk ke
dalam lambung nyamuk. Beberapa saat setelah berada dalam
lambung nyamuk, mikrofilaria yang bersarung akan melepaskan sarungnya,
kemudian dalam waktu satu jam akan menembus dinding lambung
nyamuk dan bermigrasi ke dalam otot dada atau thorax nyamuk.
Dalam thorax,
mikrofilaria menjadi lebih pendek dan gemuk dibandingkan dengan
larva yang ada di lambung. Dalam keadaan ini, mikrofilaria disebut
larva stadium 1 (L1). Ukurannya berkisar antara 125-250 �m x
10-17�m. Larva stadium 1 ini akan berganti kulit dan
berkembang menjadi larva stadium 2 (L2) yang ukurannya 200-300 �m x
15-30�m. Larva stadium 2 ini pun akan berganti kulit lagi
dan berkembang menjadi larva stadium 3 (L3). Larva stadium 3
inilah yang merupakan larva infektif yang aktif dan akan bermigrasi ke
dalam probrosis nyamuk. Proses perkembangan dari larva
stadium 1 sampai larva stadium 3 membutuhkan waktu 10-14
hari.
Saat
nyamuk menggigit manusia, ia akan menusukkan probosisnya pada kulit
manusia. Pada saat inilah larva L3 akan keluar dari probosis
nyamuk dan menempel di kulit. Pada saat nyamuk menarik
probosisnya, larva L3 akan bergerak masuk ke dalam kulit melalui bekas
gigitan nyamuk. Selanjutnya larva ini akan menuju ke sistem
limfe. Larva stadium 3 yang ada dalam kelenjar limfe dalam
waktu 9-10 hari akan berganti kulit dan berkembang menjadi
larva stadium 4 (L4). Larva stadium 4 ini merupakan stadium larva paling
akhir yang akan berkembang menjadi cacing dewasa atau
makrofilaria.
Perkembangan
dari larva stadium 3 sampai ke dewasa membutuhkan waktu sekira 9 bulan.
Apabila dalam saluran limfe terdapat cacing betina dan
jantan maka cacing jantan dan betina yang ada dalam saluran
atau kelenjar limfe akan mengadakan perkawinan. Setelah
kopulasi cacing betina secara periodik menghasilkan mikrofilaria. Satu
cacing betina dewasa akan menghasilkan kurang lebih 30.000
mikrofilaria tiap harinya.
Mikrofilaria tidak hidup dalam
saluran atau kelenjar limfe,tapi akan bermigrasi ke dalam saluran darah
dan saluran darah tepi. Mikrofilaria yang beredar di saluran
darah tepi akan terhisap kembali oleh nyamuk vektor dan
siap ditularkan ke orang lain di sekitarnya.***
- Nyamuk pembawa mikrofilaria itu bergentayangan menggigit manusia dan ”memindahkan” larva infektif tersebut ke orang yang sehat
- Bersama aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfa
- Larva Mikrofilaria tumbuh membentuk Makrofilaria ada yang jenisnya jantan dan ada yang betina ia ada di saluran limfe dan kelenjar limfe.
- Setelah itu cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan
- Selain di kaki, pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar.
- Di tubuh manusia cacing itu menumpang makan dan hidup sehingga bersifat parasit
- Ketika menyumbat pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan pembesaran tangan.
- pembengkakan itulah kemudian dikenal dengan penyakit Elephantiasis atau sering disebut Filariasis
- Cacing filatia ini pada malam hari terdapat di dalam pembuluh darah tepi, dan pada siang hari bersembunyi di organ dalam tubuh.terdapat di kapiler alat-alat dalam, misalnya: paru-paru, jantung, dan hati.
0 komentar:
Posting Komentar